Bagi para pecinta modifikasi khususnya pengguna Yamaha Nouvo dan Nmax, nama Rakyat Sinting Matic Shop (RSMS) jelas tak asing. Beragam motor kastem garapannya sering menghiasi lantai kontes modifikasi matic dan sering pula menyabet gelar juara.
“10 tahun jelas bukan perjalanan yang singkat, banyak cerita di dalamnya sampai akhirnya bengkel ini bernama Rakyat Sinting Matic Shop dan bisa bertahan hingga sekarang,” buka Wisnu Adi Saputro, punggawa RSMS.
Berawal dari kegemarannya pada dunia otomotif roda dua, sejak duduk di bangku SMP Ia sudah akrap dengan dunia perbengkelan. Bahkan tak jarang ia terlibat dalam pembuatan motor bore up untuk terjun di ajang adu kebut 800 meter atau liaran. Saat itu bengkel tempat dia belajar bernama Abu Jahal dan kemudian berganti menjadi May Racing Sotoy (MRS).
“Dulu kenal sama mekanik namanya bang May yang buka bengkel May Racing Sotoy di Poltangan. Saban hari kita disuruh bongkar-bongkar motor orang. Karena gw sendiri nggak terlalu tertarik pada dunia permesinan motor balap, akhirnya salah satu dari temen gw bisa bikin motor sendiri di rumahnya, namanya Ahmad Baharudin,” kenang lelaki yang akrab disapa Inu.
Kemampuan Baharudin dalam menggarap motor pun mengantar mereka berdua memulai usaha bengkel tune up. Dengan modal sekitar Rp 10 jt, mereka membuka bengkel di rumah Baharudin. “Karena rumahnya ada di gang, kita diomelin mulu ama Pak RW yang kebetulan rumah RW ada di depan bengkel. Akhirnya pas punya duit, kita patungan buat nyewa kontrakan. Gw modal Rp 5 juta dia juga Rp 5 juta. Dia beli alat bengkel dan gw beli Nouvo 2 unit, Nouvo Z ama Nouvo Lele seharga 5 jutaan.”
Bersama Baharudin, ia mendirikan bengkel bernama Rakyat Sinting Bejek Abis. Projek yang kerap mereka kerjakan adalah bikin motor-motor balap. Semenjak ada bengkel itu, kerjaannya sehari-hari cuma nongkorong bareng temen dan malemnya nyeting motor buat balap liar.
Sampai satu ketika, sahabatnya yang jadi joki mengalami kecelakaan saat balapan di kawasan Tanjung Barat, Jakarta-Selatan. Nyawa sang joki tak tertolong. “Sebelum meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit, sahabat gw itu sempet nanya ‘Kita masih Rakyat Sinting Kan.?’
Semenjak saat itu, Inu pun mulai bermain di aksesoris motor matik. Ia lelah dengan dunia balap liar yang banyak memakan korban. “Nouvo gw rapihin dikit-dikit sampai akhirnya motor gw kirim ke bengkel cat yang ngaku bisa mengerjakan airbrush, namanya Tantra Studio. Nouvo itupun digarap dengan konsep airbrush bulu ayam dan menang. Akhirnya bulu ayam kita jadikan maskot,” kenang Inu.
Karena aksesoris yang disematkan di motornya banyak diminati orang, ia pun mulai nyetok beragam komponen aksoris dalam jumlah lebih besar. Berjalannya waktu, ia mengganti nama bengkelnya jadi Rakyat Sinting Matic Shop (RSMS).
“2007 gw lulus sekolah dan benkel pun berubah jadi RSMS. Gw gak terlalu tertarik dengan speed shop dan komponen balap tapi lebih condong ke aksoris motor matik, akhirnya nama itu gw pilih karena gw bukan spesialis speed shop. Di tahun 2012 Nouvo gw yang di-airbrush bulu ayam menang kontes dan akhirnya dijaiin maskot.”
Sekarang RSMS coba bermain di kelas matik yang lebih tinggi, Nmax dan Aerox. “Dulu gw identik sama Nouvo, tapi seiring perjalanan gw coba main di brand lain juga. Tapi karena awalnya main di Yamaha Nouvo, akhirnya RSMS jadi terkesan spesialis matiknya Yamaha,” ujar putra Betawi ini.
“Sebenernya banyak juga yang minta komponen aksesoris motor matik lain bahkan Ninja 2 tak. Karena banyak yang minta, yah ogut sediain. Meski begitu, mungkin karena awalnya main di Nouvo jadi RSMS terkesan spesialis matiknya Yamaha,” tutup Inu.