Sifatnya yang sederhana, tenang namun tetap tegas dan berwibawa tersirat dalam diri seorang Brigjen Pol. Drs. Rikwanto, SH. M Hum. Seorang perwira tinggi Polri yang saat ini menjabat sebagai Kepala Biro Multimedia, Divisi Humas Polri sejak November 2017 lalu.
Dari kesederhanaan dan keramah tamahannya itu, Zonabikers mencoba berbincang santai pria kelahiran Medan, 1 April 1965 ini saat hadir dalam acara buka puasa bersama FIFGROUP dengan anak yatim piatu di Bandung, (8/6) kemarin.
Dalam perbincangan, Jenderal bintang satu ini mengungkap soal pemudik yang banyak menggunakan sepeda motor sebagai transportasi pulang kampung, serta bagaimana bersikap bijak dalam mengarungi dan menggunakan media sosial saat ini.
Menurut Rikwanto, sebagai tradisi tahunan, mudik memang identik dengan pulang kampung. Namun, Ia sangat menyesali masyarakat masih banyak yang menggunakan sepeda motor untuk transportasi pulang kampung yang jaraknya jauh.
“Sudah lama, kami mengihimbau keras supaya masyarakat tidak menggunakan motor. Untuk jarak jauh tidak direkomen karena berbahaya bagi dirinya dan orang lain. Kita harapkan masyarakat paham untuk tidak menggunakan motor,” tegasnya. Lebih lanjut Rikwanto menyarankan untuk memanfaatkan program mudik gratis yang diselenggarakan oleh pemerintah, lembaga atau perusahaan swasta.
“Jika masih ada pemudik yang menggunakan motor lebih dari 2 orang serta dengan tambahan barang bawaan terpaksa akan kami berhentikan. Tapi kami tidak akan mengenakan tindakan, tapi akan motornya akan kami angkut dengan truk, sedangkan penumpangnya akan kami dipindahkan ke angkutan dinas,” ujarnya.
Rikwanto jua bercerita tentang jabatannya barunya sebagai Kepala Biro Multimedia di Divisi Humas Polri. Ibaratnya, sebelumnya ia merasa berada di “dunia terang” atau di mainstream, sekarang mengawasi dunia gelap atau media sosial. Dimana tugasnya menganalisa, evaluasi dan pemantauan terhadap lalu lintas medsos.
“Kemudian kita menganalisis sejauh mana masyarakat menggunakan medsos. Apakah kecenderungan membuat HOAX, provokasi, ujaran kebencian presentasinya meningkat, kita akan meredamnya. Kalau tidak diredam dengan informasi yang benar, maka akan muncul gangguan nyata. Kami juga berharap masyarakat dapat dengan bijak menggunakan sarana media sosial ini,” harap Rikwanto.