Sejak akhir abad 20, kita mulai mengenal istilah busi iridium. Busi jenis ini dianggap lebih awet namun harganya terkenal lumayan mahal.
Selain karena penggunaan bahan dalam pembuatannya, beberapa keunggulan yang ditawarkan busi iridium juga jadi salah satu faktor yang bikin harga busi berbahan alloy [metal campuran] ini jadi lebih tinggi dibanding busi pada umumnya.
Hal lain yang membedakan busi iridium dengan jenis lainnya adalah ujung inti elektroda berbahan iridium alloy punya ukuran lebih kecil sehingga percikan api yang ditimbulkan lebih terfokus. Percikan api juga lebih stabil dengan kebutuhan tegangan listrik lebih kecil.
Salah satu produk busi iridium yang ada di pasaran adalah NGK Iridium IX. Dijelaskan Izul dari NGK, karena pengapian yang terfokus pada satu titik dan stabil, pembakaran jadi lebih sempurna yang berdampak pada efisiensi penggunaan bahan bakar yang pada akhirnya bikin emisi jadi lebih rendah.
Selain itu, bahan yang lebih tahan panas, membuat masa pakai NGK Iridium IX jadi lebih awet. Bahannya diakui bisa tahan sampai suhu 2500 °C.
“Selain itu starter jadi lebih mudah dan akselerasi jadi lebih spontan. Dan ada satu teknologi yang kami sebut Thermo Edge Desain, teknologi ini sudah dipatenkan NGK, fungsinya yaitu busi bisa membersihkan karbon sendiri ketika terjadi percikan,” jelas Zulfikar Toto, Sales Marketing Departemen PT NGK Busi Indonesia.
Kalau kamu perhatikan, ujung insulator busi Iridium IX terdapat ruang dimana karbon yang menumpuk dibakar habis melalui kejutan listrik seketika itu juga, sehingga mencegah terjadinya endapan karbon.
Video perbedaan nyala api busi Iridium IX dan busi konvensional