Lampu utama bisa dibilang sebagai ‘mata’ pengendara saat riding malam hari Sobat Zonbie. Meski komponen yang satu ini sangat vital, namun pada beberapa tipe lampu, terutama model tungsten (pijar), atau halogen terbilang fast moving, karena usia pakai yang terbilang singkat.
Nah, saat ini masih banyak yang salah kaprah mengenai pemilihan lampu utama yang dipakai, terutama untuk motor harian. Demi mengejar cahaya yang lebih terang, maka lampu diganti dengan ukuran Watt yang lebih besar. Misalnya, dari ukuran standar 35 watt diganti menjadi 55 watt, atau 75 watt.
Memang, secara kasat mata, cahaya yang dihasilkan lebih terang, tapi dibalik itu ada masalah yang bakal Sobat Zonbie temui.
“Salah kaprah itu, kalau lampu terang harus naikin watt. Bakal membawa banyak masalah, mulai dari kabelnya yang jebol, aki tekor hingga soket yang meleleh,” ucap Febry Aditya Perdhana, Product Manager SP AFTN Asean, PT Osram Indonesia.
Lebih lanjut, Rifat Sungkar dari lembaga safety riding, Rifat Drive Labs memiliki pendapat yang sama. Karena pergantian lampu dengan watt lebih besar justru banyak mendapatkan masalah ketimbang manfaat.
Masalah yang ada jika mengganti lampu utama dengan watt lebih besar ada di kelistrikan sehingga bisa mengakibatkan motor terbakar. Dari sisi tampilan, motor juga bisa jadi jelek karena panas berlebihan pada lampu bisa membuat mika dan reflektor meleleh.
“Sebaiknya pakai lampu dengan watt yang sama. Karena tingkat keterangan juga bisa tergantung pada teknologi lampunya, bukan wattnya,” jelas Rifat.