Adakalanya untuk membuat tampilan roda dua terlihat menarik, beberapa pengguna sepeda motor melakukan modifikasi pada beberapa part kendaraannya.
Di kalangan biker, mengubah atau modifikasi sepeda motor menjadi salah satu hal yang ditempuh agar tunggangannya terlihat berbeda dengan versi pabrikan. Ubahan ini dilakukan dengan berbagai alasan.
Salah satu alasan yang kerap dikeluhkan para biker adalah suspensi bagian belakang, dimana bawaan pabrik suspensi masih terlihat pendek. Kebanyakan, oleh para pemiliknya suspensi dimodifikasi agar terlhat lebih tinggi (nungging) atau sporty.
Untuk mengakalinya, mereka biasanya menggunakan produk variasi seperti peninggi suspensi dengan sistem pelat, mengganti anting suspensi, serta meninggikan suspensi dengan cara connection road.
Lantas, seberapa aman kah langkah tersebut? Menurut Ucok Marbun, punggawa Vidici Tire Shop, spesialis kaki-kaki sepeda motor di kawasan Beji, Depok, Jawa Barat, sebenarnya cara modifikasi tersebut tidak dianjurkan oleh pabrikan. Sebab, ada risiko yang wajib ditanggung para pemilik sepeda motor yang suspensinya dipanjangkan agar terlihat tak amblas atau terlihat lebih tinggi.
“Pada motor jenis bebek atau sport, banyak kasus swing arm rusak, atau belt yang bermasalah pada motor jenis matic. Karena ada dua arus getaran, yakni dari atas dan bawah. Bahayanya, peninggi shock patah saat motor dibawa jalan. Seharusnya, para pemilik motor tak melakukan cara itu, karena bawaan pabrik lebih aman. Sebab, sudah diperhitungkan para insinyur pabrikan sepeda motor,” ujar pria yang akrab disapa Om Ucok ini.
Meski demikian, cara yang paling aman untuk membuat motor menjadi lebih tinggi yakni menggunakan suspensi aftermarket. Di pasaran banyak suspensi baik ganda maupun monoshock yang menawarkan top up lebih panjang dari pada shockbreaker bawaan.
“Tetapi perlu diingat, gunakan yang plug and play alias tinggal pasang tanpa harus mengubah dudukan dan sebagainya. Sesuaikan kebutuhan, perhatikan pula kualitas dan pertimbangkan kenyamanan dan keamanan saat digunakan berkendara. Ingat, jangan terlalu tinggi, sebab bantingan motor tidak akan enak. Motor akan membanting bagian belakangnya jika berada di tikungan,” papar Ucok. (Reza Agis)
