Waaduhhhh, Sob… Indonesia dapat teguran dari Badan Anti-Doping Dunia (WADA). Bagaimana nasib MotoGP dan WSBK Indonesia?
Badan Anti-Doping Dunia (WADA) menyatakan bahwa Indonesia tidak patuh pada penegakan standar anti-doping bersama dua negara lainnya, Thailand dan Korea Utara.
Baca Juga : Juoosss… Mario Aji Jadi Satu-satunya Yang Dapat Wildcard Moto3 2021 Tanpa Menggantikan Pembalap Lain
Dari laporan Reuters (8/10/2021), Indonesia mendapat terguran WADA karena dinilai tak patuh pada penerapan prosedur WADA dalam menjalankan program anti-doping di Tanah Air.
Masih dari laporan Reuters, jika penilaian WADA benar-benar terbukti atas ketidakpatuhan Indonesia terhadap penegakan standar anti-doping, ada sangsi yang cukup membuat hati dag dig dug der…
Pasalnya, Indonesia yang tengah bersiap untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan kejuaraan balap motor paling bergengsi di dunia, MotoGP dan WorldSBK, bisa kehilangan peluang sebagai tuan rumah penyelenggaraan event besar tersebut.
Baca Juga : Akhirnya MotoGP Digelar Lagi Di Indonesia
Karena salah satu sangsinya adalah tidak boleh menjadi tuan rumah event-event tingkat regional, kontinental, atau dunia selama penangguhan. Padahal Indonesia dan Thailand adalah negara negara tuan rumah penyelenggraan MotoGP yang masuk dalam kalender MotoGP 2022.
Terkait hal tersebut, Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memastikan tak akan terpengaruh pada keputusan ketidakpatuhan tersebut. Indonesia optimis tetap bisa menggelar balapan MotoGP dan WorldSBK di Mandalika.
Baca Juga : Duel Jack Miller dan Joan Mir Di MotoGP Austin 2021, Pembalap Ini Malah Dapat Keuntungan
Kemenpora menjelaskan alasan mengapa Indonesia mendapat peringatan dari WADA. Hal itu karena terhambatnya tes doping sejak 2020 akibat pandemi Covid-19.
“Kami mendapat surat dari WADA tentang dianggap tidak patuh (dalam menjalankan tes doping), sesuai dengan yang disampaikan pada 15 September lalu,” kata Menpora, Zainudin Amali dalam konfrerensi pers virtual (8/10/2021).
Baca Juga : Arturo Magni 1925 – 2015, Sosok Di Balik Sukses MV Agusta Di Dunia Balap
Zainudin Amali mengatakan bahwa Indonesia punya waktu 21 hari untuk mengklarifikasi surat yang dikirimkan oleh WADA. Pihaknya bergerak cepat untuk berkordinasi dengan lembaga anti-doping Indonesia dan mencari mengapa Indonesia sampai dikatakan tidak patuh.
“Ternyata, ini lebih mengacu kepada pengiriman sampel kita. Pada 2020, kami memang merencanakan memberikan sampel. Tapi kami tidak menyangka pada Maret Covid-19 merebak di Indonesia.”