Perjalanan touring bagi Johan Heru yang merupakan Ketua Inazuma Owner Networks (ION) Chapter Banten, harus mempunyai makna dan tujuan. Tentu saja perjalanan itu pun harus memberi kesan berarti bagi sesama manusia.
Untuk Sobat Zonbie, Lurah ION Banten yang kerap disapa Jonru ini berbagi cerita perjalanan touringnya bersama Komunitas Perjalanan Cahaya. Tidak sekedar touring, perjalanan ini merupakan touring berbagi dengan sesama di desa Cisaranten Cikadu, Cianjur, Jawa Barat.
Perjalanan dimulai pada Sabtu, 17 Maret 2018 dinihari, dengan sepeda motor Suzuki Inazuma kesayangannya, Jonru berangkat dari kantor tempat ia bekerja di BeritaSatu Plaza, Jakarta. Setelah sebelumnya berisitirahat setelah menempuh perjalanan selama 3 jam, Johan memulai perjalanan tepat pukul 00.00 WIB. Dalam perjalanan, Johan sempat singgah di SPBU Cimanggis untuk menunggu Adit yang akan menemaninya di perjalananan. Setelah yang ditunggu tiba, tepat pukul 01.00 perjalanan pun dimulai.
“Perjalanan dinihari sangat sepi dan lancar. Motor dipacu pada kecepatan stabil antara 60 hingga 80 km per jam. Sampai di Cianjur pukul tepat 03.00 WIB dan kami istirahat di sebuah minimarket selama 15 menit untuk sekedar melepas dahaga dan merenggangkan badan.” cerita Johan.
Setelah cukup berisitirahat, perjalanan dilanjutkan kembali menuju Ciwidey. Tepat pukul 06.00 WIB Johan dan Adit tiba di alun-alun Ciwidey. Setelah menikmati sarapan pagi nasi kuning di alun-alun Ciwidey, perjalanan dilanjutkan menuju lokasi yang bernama Abah Bandrek, dimana, Komunitas Perjalanan Cahaya telah menunggu.
Setelah segala persiapan beres, Johan bersama Komunitas Perjalanan Cahaya menuju lokasi tujuan desa Cisaranten Cikadu Cianjur. Tidak mudah untuk mencapai desa ini, untuk menuju lokasi desa Johan dan rekan-rekannya harus melalui hutan dan jalan desa yang berlumpur.
“Saya harus berhati-hati karena motor saya tidak menggunakan jenis ban untuk medan berlumpur jadi rawan tergelincir. Dan betul saja motor saya jatuh 2 kali. Alhamdulillah tak ada kerusakan hanya windshield yang pecah. Ini perjalanan pertama saya melalui jalan berlumpur.” papar Johan.
Tiba di lokasi sekitar jam 12.30 WIB, rombongan disambut warga. Di lokasi ini Johan dan Komunitas Perjalanan Cahaya melakukan kegiatan sosial berupa pemasangan pipa air bersih dan pembagian alat tulis berupa tas, buku dan pensil. Desa Cisaranten dihuni oleh 26 KK yang terdiri dari 96 warga.
“Kami pun makan siang yang telah disiapkan oleh warga dengan menu ayam bakar dan bebek. Nikmat pun bertambah dengan suguhan sambal yang joss.” ujar Johan.
Pukul 15.00 Johan berpamitan dan sebagian rekan-rekannya ada yang menginap. ”Saya bersama 4 teman pulang melalui jalan lain yakni melalui Sindang Barang. Awalnya jalan beraspal yang baru saja dikerjakan oleh dinas PU Cianjur. Mungkin ada sekitar 10 km jalan beraspal. Di sebuah curug kecil kami berfoto. Selebihnya jalan berbatu yang aspalnya mengelupas. Kami harus berjalan pelan dan bisa keluar dari jalan ini jam 18.00, artinya ada sekitar 2,5 jam melalui jalan berbatu.” cerita Johan.
“Pukul 18.30 kami beristirahat di masjid Ar Rahman Cibinong Cianjur. Shalat, makan mie dan tidur 2 jam. Pukul 21.30 wib perjalanan pulang kami lanjutkan dan saya berada di depan. Dengan kecepatan sekitar 40 hingga 60 kilometer melalui jalan gelap, dingin dan berliku. Tak disangka 3 temanku tertinggal. Entah mengapa bahu dan telapak tangan sakit sekali, mungkin karena efek terjatuh dan baru terasa. Saya berhenti untuk merenggangkan otot dan memakai jas hujan bukan karena hujan tapi untuk menghangatkan badan.” lanjutnya.
Johan pada akhirnya melanjutkan perjalanan sendirian, sambil menahan rasa sakit yang Ia alami selama perjalanan. “Suer! Berjalan sendirian di kegelapan sungguh menakutkan. Di tiap tikungan terkadang merinding. Beberapa kali di tikungan aku keluar jalur karena sakit di telapak tangan sehingga sulit mengendalikan motor.” jelasnya.
“Perasaan ini jalan kagak ada habis-habisnya. Menanjak menurun dan berbelok dan 3 kali saya hitung melewati 3 polsek. Terkadang aku berpikir jangan-jangan saya salah jalan bahkan mungkin lewat dunia lain.” ujarnya serius.
Johan tiba di kota Cianjur pukul 00.00. Ia melalui jalur Puncak Pass yang sedang ramai karena bertepatan dengan malam mingguan dan tiba di kota Bogor pukul 01.30. Setelah sempat istirahat makan malam Johan pada akhirnya tiba juga di kediamaannya di Pamulang, Tangerang Selatan. Dalam kesempatan ini Johan juga menyampaikan rasa terima kasihnya atas sebuah pengalaman perjalanan yang sangat berharga dalam hidupnya.
“Saya ucapkan terimakasih kepada Kang Rama, Kang Bucek dan teman-teman Komunitas Perjalanan Cahaya.” tutupnya.
Comments are closed.