Di Indonesia pada tahun 80-an, sosok motor trail Yamaha GT80 bukanlah tunggangan favorit seperti Yamaha RX-K. Hasilnya, motor yang masuk sebagai inventaris Perhutani ini memiliki populasi yang sedikit dan kini menjadi incaran kolektor.
Salah satunya, motor restorasi hasil garapan Franky Mory dari bengkel Yasashii Garage, Bandung. “Motor ini terbilang langka karena hanya masuk sedikit sebagai bantuan di Perhutani. Kondisinya saat dapat cukup mengenaskan. Tapi kami coba restorasi total,” paparnya.
Karena kondisi mengenaskan, Franky mengakui butuh waktu cukup lama untuk berburu komponen. Kalau pun ada, harganya sangat luar biasa.
“Proses dari datang hingga finishing mencapai waktu 5 bulan. Karena pemiliknya ingin semua komponen yang dipakai asli, bukan replika,” ucapnya.
Perburuan pun dilakukan. Hasilnya, beberapa komponen yang hilang atau pun rusak ditemukan. Meski pun harganya jauh lebih mahal. Misalnya pelek yang didapat dengan menebus Rp 1,2 juta. Atau tutup tangki yang di jamannya hanya belasan ribu Rupiah, kini tembus Rp 1,2 juta.
Tapi yang paling berkesan saat mendapatkan ban depan, ukuran 15 inci merek IRC Trail. Pemiliknya tahu, hanya ada stok satu-satunya di Indonesia jadi meminta harga tinggi.
“Ban itu buatan tahun 1991, sudah tak layak pakai, tapi masih diplastikin. Cap harganya dulu cuma Rp 27 ribu, tapi sekarang mintanya Rp 2,5 juta. Tapi karena nggak ada pilihan lain ya dibeli. Karena yang diminta oleh pemilik motor memang keasliannya dan bukan buat dipakai harian,” urai Franky sembari mengatakan kebanyakan pemilik GT80 merevisi ukuran ban depan menjadi 17 inci untuk memudahkan pencarian ban trail.
Soal finishing, Franky ingin sesuatu yang beda tanpa menghilangkan kesan orisinalnya. “Saya pakai warna kuning. Karena di Indonesia, yang dijual itu warna biru sama merah. Sedangkan kuning merupakan versi limited di Jepang,” pungkasnya.
