Jauh sebelum tren custom culture melanda Tanah Air di tahun 2012-an, pabrikan motor asal Inggris, Triumph mulai menyebarkan virus retro modern lewat model-model mereka, seperti Bonneville dan Thruxton pada dekade 2000-an.
Kali ini, Zonbie bakal bahas Triumph Thruxton. Motor tersebut diperkenalkan untuk pertama kalinya pada tahun 2004 dengan basis desain cafe racer dan mesin 900 cc yang sama dengan motor populer keluaran Triumph yaitu Bonneville.
Mesin 900 cc dikembangkan dengan sistem oil dan air cooled parallel twin dipadukan dengan high-performance cams, serta ditambah pula piston berkompresi tinggi dan beberapa part yang telah dimodifikasi hingga akhirnya memperoleh power sebesar 68 hp dan torsi 53 lb/ft.
Lahir sebagai cafe racer sejati, dari lahirnya Thruxton sudah dibekali dengan setang model jepit, alias clip on, bodi minimalis, footstep racing dan cover single seat berlekuk buntut tawon.
Maklum saja, Triumph memberi nama dengan julukan Thruxton berdasarkan nama sebuah sirkuit bersejarah bagi pabrikan tersebut. Di mana di sirkuit ini Triumph berhasil menduduki podium 1,2 dan 3 dalam ajang Thruxton 500 mile Endurance Race pada tahun 1969. Dari sinilah kemudian diciptakan motor baru bernama Triumph Thruxton.
Model ini sangatlah populer di Inggris dan hampir di seluruh dunia, karena Thruxton termasuk motor yang nyaman dikendarai dan menyenangkan, terutama sebagai bahan modifikasi seperti di artikel Zonbie sebelumnya.
Pada tahun 2016 Triumph memperkenalkan versi all-new dengan mesin berkapasitas 1200 cc dengan power sebesar 100 hp untuk menggantikan model lawasnya. Versi baru yang ditawarkan ini tampak lebih modern namun masih dominan model klasiknya.