Team Touring Unyu-Unyu (T2U2) Modus Jazz Gunung malah Momotoran di Bromo

Team touring unyu-unyu adalah sekumpulan Motorist yang mempunyai satu slogan “Keep Brothefood for Brotherhood” atau bahasa Indonesia nya “Makan gak makan asal Touring sama makan/Nongkrong bareng.”

team touring unyu-unyu

Modus Jazz Gunung malah momotoran di Bromo sampai Ranu Pane dan Ranu Regulo, team touring Unyu-unyu yang mempunyai base di Yogyakarta melakukan perjalanan bareng menuju Jazz Gunung adalah perhelatan Jazz unik yang dilaksakankan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Loading...


Sekitar 10 motor yang mengikuti perjalanan modus Jazz Gunung ini di bagi beberpa kloter karena menghindari grup riding yang terlalu panjang, dan jam kerja masing-masing dari personil berbeda. Kloter pertama berangkat jam 3 sore cuma 1 orang ialah Sondesip karena berencana mampir di Tawangmangu dan Telaga Sarangan “Piknik dulu brooo” ujar Sondesip.

Kloter 2 berkumpul di Pom bensin Adi Sucipto Yogyakarta yang rencananya start jam 8 malem dengan personil Jaga Muda Hitam, Pakde Julianto Sasongko, Irfan Rahardian/Ipang, Dhoni Bayu Mahendra. Tapi sepertinya ngaret. Dan benar saja, sampai malang pukul 03:00 dini hari dengan cerita mistis romantis melewati jalur bekas letusan Gunung Kelud.

Modus Jazz Gunung awalnya cuma beberapa personil aja yang niat nonton Jazz Gunung, ehh malah mainan di pasir Bromo sampai sore dan tak ada yang berniat beli tiket. Akhirnya diputuskan kita main-main di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan menginap di shelter JICA (Japan International Corporation Agency) di Ranu Regulo bersama Baginda Riza Aditya.

Loading...


“Di sini hawa kekeluargaan ngejazznya lebih berasa son, lebih syahdu bisa masak-masak sendiri dan berkumpul bareng,” kata baginda Riza Aditya.

Setelah beberapa saat ternyata masih ada kloter buntut yang nyusul sampai Ranu Regulo ialah Cak Isal Ayesa sama adiknya Cak Rifqi.

IMG_1111_DxO

Loading...


Setelah seharian main di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sampai capek melewati jalur-jalur baru, akhirnya malam pun datang dengan syahdu. Semua personil sudah berkumpul di shelter dengan selamat dan terlihat sangat bahagia malam itu. Terlihat dari alat pengukur suhu ruangan 2 derajat celcius, cukup dingin mengantar ke tidur yang lelap dan tremor. Dan paginya semua personil melanjutkan perjalanan pulang ke Jogja kloter masing-masing dengan jalur yang berbeda-beda.

Thanks to Baginda Riza Aditya dan JICA (Japan International Corporation Agency)

sondesip

Loading...


 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here