Meski sempat tersingkir di Yogyakarta lantaran lampu utama tak berfungsi sama sekali ketika ia mempresentasikan Nmax garapannya kepada juri Customaxi 2017, Agus Hadi Purwanto berhasil menyabet dua gelar sekaligus di final Customaxi 2017 di Jakarta, (26/2/2018).
“Sempat patah semangat juga waktu itu. Tapi teman-teman dari region Banjarmasin dan region Bali kasih dukungan ke saya buat daftar di region terakhir di Bandung. Akhirnya saya putuskan untuk garap ulang motor untuk ikut (region Bandung) dan hasilnya lolos sebagai juara,” tutur Agus.
Dalam prosesnya, Agus mengatakan butuh kerja keras dan doa untuk mendapatkan gelar tersebut. Pasalnya, sebelum Nmax yang sudah dimodifikasi dipresentasikan kepada komite, ia harus bisa menyingkirkan ratusan calon peserta Customaxi di tahap seleksi online. Lolos di seleksi online, ia dihadapkan dengan lusinan peserta di sesi regional, dan taantangan terakhirnya adalah mengalahkan puluhan maxi kastem juara region.
Memanfaatkan kepiawaian tim 715 Plentis Paint dalam memainkan beragam cat, warna bodi Nmax yang mengusung tema modifikasi Matrix ini berhasil menggota mata para juri untuk sedikit tak berkedip memandangnya. Ditambah lagi dengan peningkatan value dan fungsi dari motor itu sendiri sehingga mampu meyakinkan para juri bawah Nmax miliknya adalah yang terbaik di Customaxi 2017.
Setelah menghabiskan dana sekitar Rp 50 juta dengan waktu pengerjaan sekitar 3 bulanan, menyingkirkan peserta lain di seleksi online lalu bertarung di region dan final, Nmax Matrix garapannya dinobatkan sebagai juara kelas NMax dan King of Maxi. Dengan dua gelar itu, pria yang sehari-hari sibuk di kawasan Pasar Bringharjo, Yogyakarta, berhasil membawa pulang dua unit skuter keluarga Maxi, yakni Aerox 155VVA dan XMAX 250.