Bagi Sobat Zonbie scooterist tanah air tentu sudah tidak asing lagi ketika mendengar nama Vespa Kongo, selain memiliki bentuk yang khas ternyata skuter antik ini menyimpan nilai sejarah yang sangat tinggi bagi negara Indonesia. Model Vespa ini muncul dan mulai populer setelah era kemerdekaan negara RI yaitu pada awal tahun 60-an dan merupakan suatu kebanggaan bagi mereka yang beruntung memilikinya saat itu.
Bentuk tebeng samping yang bulat lonjong menyerupai bentuk telur, membuat masyarakat Indonesia menyebut varian Vespa Kongo ini dengan sebutan Vespa Telur. Di beberapa daerah bahkan menyebutnya dengan sebutan Vespa Ndog Kentus yang artinya sama juga dengan Telur.
Sebutan Kongo sendiri pada awalnya diambil dari para anggota Tentara Nasional Indonesia yang saat itu tergabung dalam Kontingen Garuda, mereka mendapat tugas dari pemerintah RI pada saat itu melalui PBB sebagai Pasukan Penjaga Perdamaian dari Indonesia di negara Kongo. Model Vespa inilah yang diberikan kepada prajurit Pasukan Penjaga Perdamaian tersebut, sebagai penghargaan pemerintah Indonesia atas jasa-jasa mereka. Sumber lain mengatakan, bahwa selain motor Vespa ini ada juga bentuk penghargaan lain berupa uang dan beberapa peti jarum jahit.
Vespa Kongo ini mulai dikenal di pasaran pada tahun 1963 yaitu eks para prajurit Kontingen Garuda 2 dan 3, namun belum ada sumber yang bisa dipastikan bahwa Kontingen Garuda 1 juga mendapatkan Vespa ini. Menurut salah satu sumber, motor ini dibagikan berdasarkan kepangkatan dalam dunia militer, yaitu untuk yang prajurit yang memiliki pangkat lebih tinggi mendapatkan Vespa 150 cc berwarna hijau, sedangkan yang berpangkat lebih rendah mendapat Vespa 125 cc berwarna kuning dan biru.
Salah satu yang membuat unik Vespa Kongo adalah pembuatannya yang tidak dilakukan di Italy sebagaimana model Vespa lainnya, melainkan di Jerman yang merupakan hasil produksi Vespa GmbH Augsburg yang berdiri pada tahun 1958. Vespa Kongo ini diproduksi dengan bahan baku dari plat baja yang lebih berkualitas, serta memiliki kelengkapan yang lebih komplit dibanding model Vespa bulat lainnya yang umum beredar di Indonesia seperti model VBB1T atau VBB2T. Hal ini membuktikan, bahwa Vespa buatan Italy ini diterima dan mampu merambah dunia.
Model Kongo memiliki ciri khas pada bagian bodi-nya yang tidak terdapat pada Vespa lain yaitu:
- Memiliki lambang burung Garuda yang terbuat dari plat kuningan pada bodi bagian depan sebelah kiri.
- Pada setang sebelah kiri tepatnya di bagian kopling/perseneling terdapat sebuah tonjolan berbentuk oval.
- Memiliki sepatbor depan berbentuk bulat tanpa sambungan.
- Menggunakan Ring Pelek berukuran 10 inchi di kedua rodanya.
- Memiliki handlebar dengan speedometernya VDO berbentuk kotak agak besar yang berbeda dengan Vespa tipe VNA/VNB.
- Di bagian atas speedometer terdapat sebuah lampu kecil seperti lampu cabe.
Memiliki nomor mesin yang diawali kode VGLA1M atau VGLB1M - Pada Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) terdapat keterangan Ex-Brigade III
Selain ciri-ciri tersebut untuk melengkapi identitas pemiliknya, disematkan juga tanda nomor prajurit yang mendapatkan motor Vespa tersebut, terdapat di bagian setang (handlebar) sebelah kiri berbentuk oval dari bahan kuningan serta sebuah piagam penghargaan yang menyertainya.
Saat ini seiring dengan berjalannya waktu, kehadiran Vespa Kongo ini sangat sulit ditemukan dalam kondisi yang asli. Meskipun ada, bisa dipastikan hanya dalam hitugan jari saja yang berada di tangan orang-orang yang peduli untuk mempertahankan eksistensinya. Selain dipengaruhi karena jumlahnya yang sangat terbatas sesuai dengan jumlah prajurit yang mendapatkannya, juga karena keadaan beberapa onderdilnya yang sudah mulai rusak dan tidak bisa diperbaiki, dan suku cadang penggantinya pun sudah tidak ada di pasaran.
Comments are closed.