Wheel Story 4 : Bertualang ke Masa Lalu dan Berjuang Melawan Dingin di New Zealand

Usai mengeksplorasi keindahan alam yang ada di Wellington dan megahnya Danau Taupo, Mario Iroth dan Lilis Handayani tiba di Picton setelah menyebrangi selat Cook. Cuaca cerah memayungi pebukitan dan lembah hijau saat itu.

“Kami langsung mengambil jalur ke arah Barat menuju Nelson dengan temperatur sekitar 12 derajat selsius. Setelah 2 jam riding, kami putuskan untuk mampir makan siang di Nelson sebelum lanjutkan perjalanan,” cerita Mario.

Riding hingga sore tiba, mereka memutuskan untuk camping di dekat Taman Nasional Kahurangi, di Desa Tapawera. “Di Desa itu memang ada camp site. Malam itu benar-benar dingin hingga embun menjadi es. Dari kejauhan kami bisa melihat pegunungan bersalju. Dinginya hingga 1 derajat selsius malam itu.”

Loading...


Esok hari cuaca cerah mengantar mereka kembali ke dunia nyata. Suhu yang begitu dingin membuat mereka terpaksa tidur terlambat dan sering terbangun karena kedinginan sehingga terlambat untuk bangun lebih pagi. Mario memutuskan melanjutkan perjalanan melalui pesisir barat Pulau Selatan atau mengikuti jalan SH6.

“Karena kami bangun kesiangan maka sebelum matahari terbenam kami sudah harus mencari tempat kemping lagi, karena kalau tidak bakalan dingin di luar sana. Kami pun memutuskan untuk berhenti di desa kecil Ahaura, 30 km sebelum Greymouth”.

“Dan ternyata, sepanjang malam turun hujan. Dinginya minta ampun hingga pagi kami harus pindah ke dapur umum untuk berteduh sambil buat sarapan dan air hangat.”

Loading...


Picton Wheel Story 3

Hujan belum juga reda, tapi perjalanan harus dilanjutkan. Dalam dekapan suhu dingin, Honda CB500X yang mereka gunakan mengantar mereka menuntaskan misi Wheel Story. Sesekali mereka harus berhenti untuk sejenak berteduh dan mengusir hawa dingin yang terus menggerayangi tubuh mereka.

“Kami harus berhenti untuk berteduh setelah 150 km arah selatan Greymouth. Di desa Hari-hari ada Lodge untuk bermalam,” tutur Lilis.

Loading...


Picton Wheel Story 2

“Dan luar biasa, kami menyewa sebuah rumah tinggal dengan harga sangat murah. Isinya bukan main, semua perabot, pakaian hingga pernak-pernik berusia lebih dari 70 tahun dan tertata rapi. Makanya Tea Pot Cottage ini temanya ‘living in the past’ memang unik dan asli. Bermalam di rumah tinggal dengan beragam perabot rumah tempo dulu, seolah membawa mereka pergi ke masa lalu.

Setelah bertualang di masa lalu lewat pemandangan unik di dalam rumah tinggal yang mereka sewa, mereka melanjutkan perjalanan ke Wanaka melewati Sanz Josef Glacier dengan pemandangan Mt Cook yang indah. Sepanjang perjalanan air sungai di pinggir jalan yang mengalir dari hutan gelap dan tebal terlihat begitu jernih. Puncak pegunungan tertutup salju dimana-mana, jalan mulai menanjak, berkelok dan hujan, lalu nampak es di pinggir jalan berkilo-kilo meter.

Loading...


Picton Wheel Story 1

“Tangan dan muka kami terasa beku. Kami berjuang melawan dingin untuk tetap konsentrasi karena bahaya black ice dan grit,” terang Mario.

“Tiba-tiba saya riding memasuki area flat, terasa hangat dan langit biru terlihat, gunung-gunung tertutup salju setengahnya dan danau biru nampak di depan. Inilah danau Wanaka dan sebelahnya Danau Hawea. Pemandangan yang mengagumkan. Inilah alasan kita datang ke New Zealand.

Loading...


LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here