Mendengar nama Yamaha RX-King, mungkin yang bakal muncul di benak Sobat Zonbie adalah motor yang identik dengan kecepatan, kelincahan, suara berisik khas 2-tak, serta ‘jambret’. Ya, karena RX-King terbilang lincah dan kencang, motor ini jadi idola para penjambret untuk mendukung aksinya.
RX-King selalu menjadi idola para pecinta kecepatan dari awal hadir hingga sekarang. Tak heran di pasar motor bekas, harga RX-King dalam kondisi terawat bisa melambung tinggi.
Generasi Pertama, RX-King Kobra
Sebagai motor legenda, RX-King punya rentang usia yang cukup panjang, yakni 25 tahun. Kehadiran RX-King di Indonesia untuk menggantikan pendahulunya, RX-K yang masuk ke Indonesia sejak 1980.
Riset pasar RX-King nggak main-main Sobat Zonbie, karena dilakukan langsung oleh tim dari Yamaha Jepang yang terdiri dari Motoaki Hyodo, Chikao Kimata, dan Nobuo Aoshima untuk memantau demografis dan kebutuhan masyarakat Indonesia akan motor yang cocok untuk mereka.
Sejak 1983, hadirlah RX-King yang tak lagi diimpor langsung dari Jepang seperti RX-K, namun sudah dirakit di Indonesia. Di awal kemunculannya, ada sebutan khusus RX-King generasi pertama yaitu King Cobra berkat desain setang yang mirip leher ular kobra.
Selain itu, sederet perbedaan dari pendahulunya juga dilakukan. Mulai dari redesain pada headlamp, tangki dan jok belakang.
Secara spesifikasi, RX-King masih mirip dengan RX-K, yakni memiliki mesin 2-tak berkapasitas 132 cc berpendingin udara dengan transmisi 5-speed.
Lalu, penyempurnaan dengan penambahan peranti YEIS (Yamaha Energy Induction System) yang berefek pada efisiensi bahan bakar hingga 15 persen juga Yamaha Computerized Lubrication System yang bikin RX-King semakin bertenaga.
Meski hadir sebagai produk CKD, alias rakitan lokal, tetapi King Cobra yang dijual mulai 1983-1991 punya blok mesin yang diimpor langsung dari Jepang. Kodenya Y1 dan Y2, blok ini masih diincar penggemar RX-King karena kabarnya punya material lebih baik dan kuat ketimbang blok versi lokal yang mulai diproduksi pada 1992.
