Yamaha RZV500R adalah motor yang diciptakan untuk keperluan High-Performance pada tahun 1984 hingga akhirnya berakhir diproduksi tahun 1986 silam. Sayangnya, Yamaha RZV500R yang merupakan penyempurnaan dari RD500 atau RZ500 yang hanya dijual untuk pasar domestik Jepang saja.
Meskipun demikian, Yamaha RZV500R tetaplah menjadi incaran para bikers yang berada di luar Jepang, Sehingga tak heran sangat banyak orang yang membelinya melalui jalur import entah itu secara resmi ataupun abu-abu. Pada masa kejayaan Kenny Roberts Sr., pabrikan berlogo garputala ini pernah memiliki ide yang fenomenal yaitu mengangkat tema Racing Homologation (Replika Balap) pada motor versi jalanannya. Setelah melalui beberapa masa development agar sesuai dengan peruntukannya, akhirnya Yamaha memutuskan untuk mendevelop beberapa motor yang pernah kita kenal dengan nama Yamaha RD500 (RZ500) dan Yamaha RZV500R.
Dari sisi tampilan atau desainnya, Yamaha RZV500R memiliki desain yang sama persis dengan motor balap pada era tahun 1980-an silam. Tampilan full fairing yang minimalis serta buritan (tail) mengembung yang diisi oleh knalpot undertail, adalah bukti bahwa motor ini memang dibangun dengan basis balap. Dilihat secara keseluruhan kita bisa melihat sosok Yamaha YZR500 yang pernah mengantarkan Giacomo Agostini, Kenny Roberts Sr., Eddie Lawson dan Wayne Rainey menggapai juara dunia kelas Premier (GP 500 cc). Apalagi ditambah dengan balutan warna/livery yang identik dengan motor balap Yamaha tersebut.
Pada sektor kaki-kaki depan, suspensi teleskopik yang sudah dibekali peredam udara (Air-Assisted) mengawal Dual Hydraulic Disc Brake plus ban dengan ukuran gambot berdiameter 16 inci. Pada sisi rangka bodi tengah, Alumunium Deltabox Frame khas Yamaha, merangkul mesin gambot yang dipakai oleh RZV500R. Frame Alumunium Deltabox yang terbukti kestabilannya ini menggantikan Steel Twinspar Frame yang pernah kita temui pada Yamaha RD500. Sementara itu, pada kaki-kaki bagian belakang suspensi monoshock plus swingarm alumunium box berpadu dengan velg dan ban gambot berdiameter 18 inci.
Pada sektor dapur pacu, motor ini menggunakan mesin 2-Tak, Liquid-Cooled, V-4 Engine yang bercitarasa U-4 (Square Four). Meskipun Yamaha menyebutnya V-4 Engine, Namun pada kenyataannya, mesin ini masih memiliki 2 Kruk-As (Crankshaft) yang digabungkan menggunakan Gear-Train. Selain itu, Yamaha RZV500R juga sudah dibekali dengan Yamaha Power Valve System (YPVS) gunanya alat ini adalah untuk menyesuaikan konsumsi BBM serta membuat karakter speed sang replika balap ini agar tetap smooth digunakan di jalanan umum.
Sayangnya, mesin Yamaha RZV500R hanya mampu menyemburkan power maksimal sebesar 64 HP pada putaran 8.500 RPM saja. Sesungguhnya dengan segala keuntungan yang telah dimilikinya, seharusnya motor ini mampu menyamai catatan kompetitornya saat itu yakni Suzuki RG500 yang mampu menembus power superior 95 HP pada putaran 9.500 RPM. Untuk diketahui, hal ini disebabkan pada saat itu Yamaha RZV500R terkena regulasi pembatasan power yang diterapkan oleh pemerintah Jepang. Pembatasan tersebut bukan hanya dilakukan pada limiter otak pengapiannya alias CDI saja, Tapi juga menyeluruh hingga ke redesain ulang knalpot, jetting karburator, bahkan hingga ke setting ulang YPVS.
Spesifikasi Detail Yamaha RZV500R :
Manufaktur : Yamaha
Model : RZV500R
Tahun Pembuatan : 1984 – 1986
Engine : 2-Tak, Liquid-Cooled, V-4 (4 Silinder), YPVS (Yamaha Powervalve System), Reed-Valve
Bore x Stroke : 56,4 x 50 mm
Kapasitas Silinder : 499,5 cc
Sistem Penyuplai BBM : 4 x Karburator Mikuni VM26SS
Rasio Kompresi : 6,6 : 1
Transmisi : 6-Speed Gearbox
Max Power : 64 HP pada 8.500 RPM
Max Torsi : 55,9 N.m pada 7.500 RPM
Frame : Alumunium Twinspar Frame (Deltabox)
Berat Kosong : 196 Kg
Kapasitas Tangki BBM : 22 Liter
Suspensi Depan : Air-Assisted Teleskopik Fork, Adjustable Preload
Suspensi Belakang : Alumunium Swingarm, Linked-Monoshock Absorber
Rem Depan : 2 x Cakram Hidrolik (Disc 267 mm), Kaliper 2 Piston
Rem Belakang : Cakram Hidrolik (Disc 245 mm), Kaliper 2 Piston
Ban Depan : 120/80 – 16
Ban Belakang : 130/80 – 18
Comments are closed.